Api abadi bersama bayangmu. Sembari melukis perkataan yang terucap. Sedingin salju yang Tuhan turunkan. Kau sadari gema suara luka diri. Ium_
Aku akan tetap mencintaimu seperti sajak Rumi yang tercipta karena engkau Laila. Setidaknya serangkaian puisi pernah kubangun. Buku-buku Jalaluddin Rumi banyak di lemari koleksi sederhana
Mungkin terlihat murung, karna tak pernah kusentuh dan kubaca
Tapi ingatlah, sajak-sajak itu masih ada dalam hati
Bayangan itu masih rapi tersimpan dalam peti
Pernah ku larungkan ke lautan
Kuhempaskan kepada angin
Sebentar ia pergi, akan tetapi ia kembali dengan bentuk yang lain
Semakin menjauh dari rasa pemberian
Tuhan tau cara untuk mengembalikan
Termasuk kerelaan Rumi mati karena mencintai engkau wahai Laila.
Ihya Ulumuddin
Kota minyak, 08 akhir tahun 2024
Engkau terlalu lama kasih
Kesendirian adalah ilusi
Keramaian adalah keniscayaan
Semoga jalan lurus Tuhan ridhoi
Perjuangan adalah bagian cerita cinta yang Tuhan sisipkan
Selebihnya adalah menyambung nafas perjumpaan.
Ihya Ulumuddin
Bojonegoro, 10 Desember 2024
Seni mencintai adalah memperjuangkan dengan segala bentuk keniscayaan
Menikah adalah nasib, menikah adalah takdir, kau boleh merencanakan menikah dengan siapa tapi kamu tak au cinta mu untuk siapa #Sujiwotejo
Kembali untuk berjaya
Berdaya dan digdaya
Kau hancur kau tetap hidup
Begitu dengan harapan
Akhir tahun adalah refleksi
Tahun depan bertahan
Ulangan tahun jam’iyyah adalah jawaban dari misteri perjalanan panjang
Tuhan berkati Tuhan rahmati. Amin
Ihya Ulumuddin
Mojokerto, 11 Desember 2024
Air mata Tuhan
Berjalan menyusuri doa-doa
Sebam mengadu kepadaNya
Engkau tak bertempat
Tak beranak dan diperanakkan
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan
Ihya Ulumuddin
Surakarta, 28 Desember 2024
Nyanyian ku telah berubah syair
Karena diri mu adalah alunan musik tak bertepi
Alunan syahdu menyapa qolbu
Berubah, berbenah tak kasat mata
Semua karena Tuhan telah tumbuhkan makna cinta
Lantas, nyanyian seperti apa lagi yang kau tanyakan, sedangkan nama mu adalah alunan musik tak terhingga yang pernah aku kagumi.
Ihya Ulumuddin
Mojokerto, 07 Januari 2024